Apa yang Dimaksud Dengan Komposisi Simetri dan Komposisi Asimetri......?
Seni rupa merupakan sebuah konsep atau nama dari salah satu cabang seni
yang bentuk atau wujudnya terdiri dari unsur-unsur rupa yang berupa
gbidang, garis, tekstur, bentuk, ruang dan warna. Unsur-unsur rupa
tersebut disusun dengan sedemikian rupa ke dalam sebuah pola tertentu.
Bentuk dari karya seni rupa merupakan rangkaian dari keseluruhan
unsur-unsur rupa yang disusun dalam sebuah komposisi atau struktur yang
bermakna.
Komposisi
Komposisi ialah susunan unsur-unsur rupa yang memancarkan kesan-kesan
kesatupaduan, irama, dan keseimbangan dalam suatu karya, sehingga karya
itu terasa utuh, jelas, dan memikat.
Unsur desain adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan
desain, sehingga orang lain dapat membaca desain itu. Maka yang dimaksud
tidak lain adalah unsur-unsur yang dapat dilihat atau lazim disebut
unsur visual. Wujudnya ialah: garis, bidang, bentuk, warna, tekstur,
ukuran, nada gelap terang, dan arah.
Setiap unsur seni di komposisikan secara estetis. Sebagai kata sifat
estetika (estetik) mengandung pengertian keindahan dan juga rasa indah.
Sedangkan sebagai ilmu, estetika berarti ilmu pengetahuan yang membahas
segala sesuatu yang estetik.
Kapasitas estetika dalam seni adalah sebagai “roh” yang menentukan
hidup dan matinya sebuah tampilan karya seni dan desain. Seniman atau
designer adalah pemberi “roh” tentu menyadari roh macam apa yang harus
disandangkan kepada seni rupanya. Oleh karena itu seiap karya seni harus
di komposisikan secara estetis agar menghasilkan karya yang menarik.
Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk
tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat
mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang
baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif
terhadap penciptanya.
Pola Komposisi
Pola komposisi ada tiga macam, yaitu: simetri, asimetri, dan bebas atau informal.
1. Pola Simetri
Pola simetri menggambarkan dua bagian yang sama dalam sebuah susunan.
Komposisi yang berpola simetri meletakkan fokusnya di tengah, dan
meletakkan unsur-unsurnya di bagian kiri sama dengan bagian kanan,
ibarat pinang di belah dua. Jika ada dua fokus dalam komposisi simetri,
maka penempatanya bisa stu di kiri, satu di kanan. Penempatan demikian
memberikan kesan bagian kiri dan bagian akanan sama kuat. Komposisi
berpola simetri memberikan kesan formal, beraturan dan statis.
2. Pola Asimetri
Komposisi asimetri meletakkan fokusnya tidak di tengah-tengah, dan
paduan unsur-unsur di bagian kiri tidak sama dengan yang di bagian
kanan, tetapi tetap memancarkan keseimbangan. Kompisisi asimetri
memberikan kesan keteraturan yang bervariasi dan karenanya tidak formal
serta lebih dinamis.
3. Pola Bebas
Komposisi pola bebas meletakkan fokus dan unsur-unsurnya secara
bebas, tetapi tetap memelihara keseimbangan. Dibandingkan dengan pola
simetri, pada pola bebas ini kesan keteraturan dan kesan formal sama
sekali tidak terasa. Meskipun demikian, kecermatan dan ketelitian dalam
membentuk irama dan keseimbangannya menjadikan komposisi berpola bebas
ini tampak dan terasa lebih hidup serta semakin menarik.
Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat
penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat
karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan
karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah
prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai
hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.
2. Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman
dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat
pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan
cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu
benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni
keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu
keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling
membebani.
3. Proporsi (Proportion)
Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan
perbandingan -perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah
perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden
Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini
dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan
deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering
juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang
ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia
sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam
bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran
kertas dan layout halaman.
4. Irama (Rhytim)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam
bentuk -bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak
laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama
sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk -bentuk unsur rupa.
5. Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada
dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang
berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu
unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain,
dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye
Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik
perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.
Penggunaan prinsip-prinsip dasar seni rupa inilah yang merupakan
faktor utama dalam membentuk komposisi estetis dalam sebuah karya seni,
terutama seni rupa/grafis.
No comments:
Post a Comment